Indonesia Aktif Dorong Energi Bersih Global hingga Lokal
By Admin
nusakini.com--Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said menghadiri Pertemuan Perdana Tingkat Menteri tentang Mission Innovation (MI) yang dihelat di San Fransisco - Amerika Serikat, Rabu (1/6)..
Dideklarasikan di Paris pada Pertemuan Tingkat Tinggi Perubahan Iklim 2015 atau Conference of the Parties ke-21 (COP 21), MI diikhtiarkan sebagai gerakan global yang mendorong revolusi dalam inovasi dan pengembangan energi bersih. Presiden Joko Widodo hadir dalam deklarasi MI itu.
Ada 20 negara deklarator Gerakan MI, yakni Indonesia, Australia, Brazil, Kanada, Cili, Tiongkok, Denmark, Perancis, Jerman, India, Italia, Jepang, Korea Selatan, Meksiko, Arab Saudi, Swedia, Uni Emirat Arab, Inggris, Amerika Serikat, dan Norwegia. Di San Fransisco, ada tambahan satu anggota baru MI, yakni Uni Eropa.
Selain entitas negara yang kini berjumlah 21 itu, bergabung pula di MI entitas pengusaha kelas dunia. Menyebut dirinya sebagai BEC atau Breakthrough Energy Coalition, mereka bersatu untuk mendorong inovasi dan pengembangan energi bersih. Anggota BEC antara lain: Richard Branson (Virgin Group), Mark Zuckerberg (Facebook), Jeff Bezos (Amazon.com), Reid Hoffman (LinkedIn), hingga Pangeran al-Waleed bin Talal dari Arab Saudi. Koordinatornya adalah Bill Gates.
Di San Fransisco kedua entitas itu, selain mendeklarasikan “Kerangka Kerja Mission Innovation”, juga menyepakati Misi dan Lima Aksi Utama Gerakan MI.
a. Misi Gerakan MI: mempercepat inovasi serta pengembangan energi bersih melalui pelbagai terobosan dan penurunan harga demi menyediakan energi bersih yang terjangkau-tersedia bagi seluruh warga dunia dalam dua dekade ke depan maupun setelahnya.
b. Lima Aksi Utama Gerakan MI:
Melipatgandakan investasi: setiap negara anggota MI berkomitmen, dalam lima tahun ke depan, investasi negara di bidang energi bersih harus dilipatduakan.
Membagikan informasi tentang pengelolaan energi bersih: ini dalam rangka memfasilitasi investasi melalui investor, dunia bisnis, dan industri.
Menyiapkan peta-jalan pengembangan inovasi energi bersih.
Mendorong penelitian bersama dan pengembangan kapasitas di bidang energi bersih.
Mendorong pelibatan bisnis dan investor dalam pengembangan energi bersih.
Pertemuan Tingkat Menteri tentang MI juga menyepakati terbentuknya Komite Pengarah MI. Komite terdiri dari negara-negara terpilih yang akan memberikan panduan tingkat tinggi bagi keberlangsungan MI.
Indonesia mengajukan diri pada dua hal, yakni: menjadi anggota Komite Pengarah yang pertama dan mengajukan dua prakarsa. Dua prakarsa yang ditujukan sebagai bagian dari platform pengembangan MI ke depan itu adalah perhelatan tahunan Bali Clean Energy Forum dan Pusat Unggulan Energi Bersih.
Menurut Menteri Sudirman, Indonesia berhasil menorehkan warna tersendiri di MI karena menjadi negara moderat yang bisa merajut kepentingan negara maju dan negara berkembang. Indonesia juga dipandang mampu menjembatani negara-negara yang sudah sangat maju dalam pemanfaatan energi bersih dengan yang baru memulai. Indonesia mendorong agar Gerakan MI juga ikut memikirkan dan memimpin upaya untuk mempercepat pengentasan kemiskinan dan memberikan akses listrik bagi 1,2 miliar warga dunia yang hingga kini belum terlistriki.
Seperti diketahui, sejalan dengan komitmen MI, Indonesia telah mencanangkan Program Indonesia Terang. Tujuannya, untuk mempercepat upaya menerangi seluruh desa tertinggal yang belum terlistriki—mencapai 12.659 desa—hingga 2020.
Menteri Sudirman mendorong agar Gerakan MI bukan digaungkan di tingkat global saja, tapi juga regional, nasional, hingga lokal. Ditegaskannya, manfaat dari kemitraan global MI ini harus bisa dirasakan secara nyata oleh seluruh warga dunia, tanpa terkecuali, melalui ketersediaan energi yang bersih, terjangkau, dan lestari.(p/ab)